Selasa, 10 Juni 2014

ANALISI PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER



@CHAPTER 1 : STATIC ROUTING

A.       MATERI TEORITIS
Routing adalah proses dimana suatu router menforward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan ip address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan ip address tujuan untuk mengirim paket. Jika routing yang digunakan adalah statik maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika ada perubahan topologi.
Routing Statik
Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual. Staric routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara otomatis,  sehingga administrator harus  melakukan merubah secara manual apabila topologi jaringan berubah.
Beberapa keuntungan dari static routing :
·         Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router membutuhkan broadcasts yang terus menerus.
·         Keamanan metwork karena static routing hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.
Beberapa kerugian dari static routing :
·         Tidak ada tolerasi kesalahan
Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
·         Pengembangan network
Jika suatu network ditambah atau dipindahkan maka static routig harus diperbaharui oleh administrator.
Cara kerja routing statik dapat dibagi menjadi 3 bagian:
·         Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
·         Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam table routing
·         Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Administrative Distance
Administrative distance adalah parameter tambahan yang menunjukkan reliabilitas dari rute. Semakin kecil nilai administrative distance maka makin realibel rutenya. Default administrative distance pada routing statis adalah 1. Nilai dari administrative distance adalah antara 0 sampai 255 yang diberikan setalah next –hop atau gateway.



Konfigurasi Routing Statik
Langkah-langkah untuk melakukan routing statis sebagai berikut
·         Tentukan dahulu prefix jaringan,subnet mask, dan address tujuan
·         Tambahkan ke dalam tabel route tujuan address
·         Masukkan gateway interface atau address next-hop yang direct routing atau terhubung secara langsung ke router tetangga.
Routing Default
·         Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak sama dengan routing yang ada dalam table routing.
·         Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing default untuk trafik internet .
·         Secara aktual menggunakan format dst-address=0.0.0.0/0 gateway=x.x.x.x
Troubleshooting Routing Statik
·         Untuk troubleshooting routing statik kita dapat menggunakan tool ping dan traceroute.
·         Contoh jika kita dalam router A kemudian kita lakukan ping ke local network jaringan router C tidak berhasil atau gagal gunakan perintah traceroute untuk mengetahui jalur mana yang putus. Kemungkinan masalahnya berada pada router B atau router C.
·         Remote router B dan lakukan ping ke router C pastikan berhasil karena router B terhubung langsung dengan router C.

Implementasi Routing Static
Dibawah ini merupakan topologi routing static yang akan dijelaskan

B.       ALAT DAN BAHAN
1.       Personal Komputer 
2.       Kabel UTP mode Cross-Over dan Staright-Trought
3.      MikroTik Router Board
4.      Access Point



C.        LANGKAH KERJA
1.       Tampilan awal winbox

2.    Pilih mac address

 3.      Klik remove configuration

4.      Rubah interfaces 1 dengan nama  “NetUs” seperti gambar di bawah

5.      Lalu rubah interfaces 2 dengan nama internet

Selanjutnya rubah interfaces 3 dengan nama TalamNetA(atau sesuai keinginan)


6.      Setelah kita menukar nama interfaces , lalu kita mengisi alamat IP address masing-masing interfaces dengan cara “ klik – IP – address – klik tanda “+” pilih interfaces sesuai yang di ingin kan, di bawah ini kami mengatur di mulai dari interfaces internetdengan IP 192.168.137.2/24 mengikuti IP server 192.168.137.1 seperti gambar di bawah

7.      Selanjut nya kita mengatur IP “ TalamNetA “ IP yang kami pakai di sini adalah 192.168.1.1/24, atau kalian juga bisa memakai alamat lain sesuai dengan keinginan masing-masing.

8.      Selanjut nya kita mengatur IP NetUs IP yang kami pakai di sini adalah 192.168.5.1/24 , atau juga bisa memakai alamat lain sesuai keinginan.

9.      Setelah semua IP address telah di atur maka kita masuk ke tool IP routes lalu klik tanda “+” untuk mengatur getway , atur getway sesuai dengan IP server yaitu 192.168.137.1 lalu klik applay untuk mengecek apa getway tersebut bisa di pakai seperti gambar di bawah.

10.       Setelah getway di atur , lanjut untuk mengatur IP-firewall-NAT lalu klik tanda“+”
-          Atur : chain = srcnat
-          Out. Interfaces = internet
-          Action = masquerade
Seperti gambar di bawah :

11.          Selanjut nya kita mengatur DHCP agar bisa terkoneksi ke internet, dengan cara klik IP – DHCP server – DHCP setup. Pada bagian : DHCP interfaces ambil jaringan local , di sini jaringan local kami bernama TalamNetA
Lebih rinci nya seperti gambar di bawah

12.        Setelah DHCP di atur , maka selanjut nya kita masuk ke bagian DNS agar bisa masuk ke web yang kita ingin kan . dengan langkah IP-DNS , disini kita menggunakan DNS server google 8.8.8.8, lalu ceklist tanda “allow” sepertii gambar di bawah

13.        Setelah semua selesai maka kita reboot mikrotik kita , dengan cara system – reboot seperti gambar di bawah 

14.        Maka hasil akhir akan keluar jika kita benar-benar terkoneksi ke internet seperti gambar di bawah:


15.   Setelah jaringan bisa terkoneksi maka selanjut nya kita buat jaringan akses point nya dengan cara “quick set pilih AP“ lalu ganti SSID dengan nama nya kita ingin kan , disini kami memakai nama “Talam-wifi” WPA dan WPA2 boleh di pakai atau di hilangkan , jika di pakai maka wifi kita menggunakan password agar bisa di akses oleh user, jika tidak maka sebaliknya . Disini kami mencontohkan dengan  memakai password. Dan membedakan IP Lan dengan IP wifi 



CHAPTER 2
ROUTING DENGAN OPEN SHORTEST PATH FIRST
(OSPF)

A.       MATERI TEORITIS
1.        OSPF
OSPF bekerja berdasarkan algoritma Shortest Path First yang dikembangkan berdasarkan algoritma Dijkstra sebagai Interior Gateway protocol (IGP).Interior Gateway protocol atau Interior RoutingProtokol dikembangkan untuk menghubungkan router-router dibawah kendali administrator jaringan (Sofana,2008).
OSPF mendistribusikan informasi  routing-nya di dalam router-router  yang tergabung ke dalam  suatu  AS.  AS  adalah  jaringan  yang  dikelola  oleh  administrator  setempat. OSPF menggunakan protokol routing link-state, didesain untuk bekerja  dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute.OSPF merupakan protokol alternatif untuk menutupi kelemahan RIP.
OSPF juga merupakan  protokol  routing  yang menggunakan  prinsip  multipath  (multi  path  protokol)  dapat mempelajari berbagai rute dan memilih lebih dari satu rute ke host tujuan. OSPF digunakan bersamaan dengan IP, maksudnya paket OSPF dikirim bersamaan dengan header paket data IP. Setiap router OSPF mempunyai database yang identik yang menggambarkan topologi suatu Autonomous System yang disebut dengan Link State database (Topological database). Dari database ini, perhitungan Shortest Path First dilakukan untuk  membentuk Routing Table. Perhitungan ulang terhadap  Shortest  Path  First  dilakukan  apabila  terjadi  perubahan  pada  topologi  jaringan.  OSPF memungkinkan beberapa jaringan untuk dikelompokkan bersama.
Pengelompokkan seperti ini dinamakan dengan area dan topologinya tersembunyi  dari seluruh AS. Informasi yang tersembunyi ini memungkinkan penurunan traffic routing. Dengan menggunakan konsep area sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Dengan adanya distribusi routing yang teratur, maka penggunaan bandwidth akan lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih  presisi dalam menentukan rute terbaik dalam mengirim paket (Syafrizal, 2008).
Proses dasar routing OSPF adalah menghidupkan adjency, proses  flooding, dan perhitungan table routing. Router-router mengirimkan paket hello ke seluruh jaringan yang terhubung  secara periodic, jika paket tidak terdengar maka jaringan dianggap down, defaultya mengirimkan 4 kali paket hello. Router-router selalu berusaha adjacent dengan router tetangganya berdasarkan  hello yang diterima. Dalam jaringan multi access,  router memilih Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR) dan mencoba adjacent dengan kedua router tersebut.
Keterangan gambar :
Misalkan jaringan baru terkoneksi, maka router A akan membroadcast paket hello ke semua int dengan memberikan informasi tentang router A, dan begitu juga sebaliknya A akan mengetahui informasi tentang tetangganya berdasarkan informasi yang diterima dan mengetahui berapa biaya untuk mencapai router lain. Data-data ini disimpan dalam basis data. Setelah itusetiap router mengirimkan basis data tersebut dalam satu paket LSA (link state advertisement), dan router yang menerima LSA harus mengirimkan ke semua router yang terhubung dengannya. Karena router B telah menerima paketLSA dari  router A maka jika LSA yang dikirimkan C sama dengan  yang ada pada basis data B atau bukan yang baru, maka paket LSA dari C akan di drop.
Antara router satu dengan yang lain akan mengirmkan paket hello dengan  interval tertentu misalnya 120 detik, jika tidak terdapat hello paket dari jaringan  yang terkoneksi dengannya atau tidak mendapat balasan maka jaringan tersebut diangap down.Maka jika terjadi NT down maka paket LSA akan disebarkan ke semua jaringan dengan menggunakan floading dan akan menyebabkan basis data LSA berubah untuk mencari  jalan yang  terbaik dalam paket data
                Tahapan dalam membentuk adjacency
Pada saat baru pertama ON, router OSPF tidak tahu apapun tentang tetangganya, router akan mulai mengirimkan paketHello ke seluruh interface jaringan untuk memperkenalkan dirinya. Jika router yang baru ON ini menerima paket hello yang menyimpan informasi tentang dirinya maka router ini dapat  saling berhubungan dua arah dengan router pengirim hello, Default nilai hello pada broadcast multi-access adalah 10 detik dan 40 detik jika tidak ada respon akan mati, dan pada NBMA hello 30 detik dan akan mati pada 120 detik jika tidak terdapat  respon
1.         down  : router tidak dapat hello packet dari router manapun
2.         attempt :  router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat  respon, hanya ada pada tipe NT non broadcast multi-access(NBMA) dan  tidak ada respon dari router lain.
3.        Init :  router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk hubungan  yang bidirectional (2 way )
4.        2 way   : pada tahap ini hubungan antar router sudah bi-directional, untuk NT broadcast DR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router  non DR & BDR akan melanjutkan Full  hanya dengan DR & BDR saja
5.        Exstart : terjadi pemilihanMaster dan Slave,  master adalah router yang memiliki router id tertinggi
6.        exchange : terjadi pertukaran Database Descriptor (DBD) paket DBD ini digambarkan dari topol ogi DB  router, proses dimulai oleh master
7.        loading : router akan memeriksa DBD dari router l ain dan apabila ada entry yang tidak diketahui maka  router akan mengira link state request (LSR)   , LSR akan dibales dengan  link state state ACK dan  link state reply, diakhir tahap ini semua router y ang di adjacent memiliki  topologi DB y ang sama
8.        Full : masing-masing router sudah membentuk hubungan  y ang adjancent.
Pemilihan DR dan BDR
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.


Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus: Cost of the link = 108 /Bandwidth Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya. Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.
2.      BACKBONE
Backbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Network backbone adalah network yang menghubungkan beberapa jaringan dengan berkecepatan rendah melalui gateway.
Dengan menggunakan jaringan backbone, masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenar bisa saja bila kita hanya menggunakan kabel jaringan UTP untuk menggabungkan atar jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa sekali lambatnya. Karena kabel UTP itu hanya bisa di lewati dengan kecepatan transfer data hingga 100 Mbps, jaringan backbone bisa memuat hingga 10 Gbps. Alat yang di butuhkan untuk membangun jaringan backbone misal: bridge atau switch yang memiliki kecepatan antara 1-10 Gbps.selain itu kita bisa menggunakan converter yang mengubah kecepatan 100 Mbps ke 1 Gbps.

Alasan penggunaan jaringan backbone:
·         Semakin meningkatnya kebutuhan interkoneksi antar jaringan lokal yang ada
·         Meningkatnya kecepatan transfer data khususnya untuk data grafis, video, dan audio, karena kecepatan transfer data FDDI dapat mencapai 100 Mbps
·         Konsep instalasi dan manajemen jaringan backbone lebih sederhana, tetapi jarak jangkauan dapat lebih luas dan jauh
·         Jaringan backbone dapat meningkatkan kemampuan dan mengatasi bottleneck transfer
Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangung jaringan backbone:
·         Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis data, pelayanan, IP, dan frame relay.
·         Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan backbone tergantung pada desain keluarannya.
·         Topologi dan teknologi yang akan digunakan perlu dipertimbangkan.
·         Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak node, desain saluran, maupun keseluruhan desain akses backbone.
 Keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem interkoneksi dengan jaringan backbone ini adalah :
·         Jaringan backbone mempunyai kecepatan transfer data mencapai 100 Mbps sehingga dapat mengurangi terjadinya peristiwa bottleneck.
·         Jaringan backbone biasanya akan menggunakan teknik dual ring sehingga memiliki fault tolerance yang sangat tinggi.
·         Jaringan backbone dapat mendukung lalu lintas data, suara dan gambar.
·         Lingkup jaringan dapat mencapai 100 km.
Tetapi sistem interkoneksi dengan menggunakan jaringan backbone ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain :
·         Proses instalasi membutuhkan tenaga ahli khusus.
·         Biaya instalasi dan perawatan masih relatif mahal.
  Desain Jaringan Utama (Backbone)
a)     Teknologi dalam Membangun Jaringan Backbone
Dalam membangun jaringan backbone, teknologi yang perlu dipersiapkan antara lain:
·         Bridge backbone ring
·         Fiber Distributed Data Interface (FDDI) : 100 Mbps, Sistem dual ring dengan protocol MAC token ring
·         Asynchronous Transfer Mode ( ATM ), lokal switch, atau public switch FDDI merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada jaringan yang mempunyai Token Passing Ring yang dapat meningkatkan kinerja jaringan. FDDI menggunakan serat optik dengan kecepatan transmisi mencapai 100 Mpbs. FDDI dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak maksimum 2 km. Asynchronous Transfer Mode ( ATM ) merupakan teknologi ini dikembangkan pada awal tahun 1990-an. Prinsip pada ATM adalah setiap informasi harus ditransfer ke dalam bentuk sel. ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150 Mpbs. Teknologi ini sangat cocok digunakan dalam pengiriman data dalam bentuk suara atau gambar (multimedia).
b)     Teknik Pengkabelan
Sistem kabel pada jaringan backbone harus menyediakan interkoneksi antara ruang peralatan komunikasi, ruang telekomunikasi, ruang terminal utama, dan fasilitas masuk dalam struktur sistem telekomunikasi kabel. sistem pengkabelan terdiri dari kabel backbone, kabel patch atau jumper yang digunakan untuk menghubungkan lalu lintas transfer data. Kabel backbone menghubungkan lalu lintas utama data.
Warna sebutan untuk tipe kabel serat antara lain:
Single Mode fiber> Kuning
Multi Mode fiber 62.5 micron > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 1GB > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 10GB > Aqua
Topologi bus sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut. Secara sederhana pada topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60 ohm).
Pada titik tertentu diadakan sambungan (tap) untuk setiap terminal. Wujud dari tap ini bisa berupa “kabel transceiver” bila digunakan “thick coax” sebagai media transmisi atau berupa “BNC T-connector” bila digunakan “thin coax” sebagai media transmisi atau berupa konektor “RJ-45” dan “hub” bila digunakan kabel UTP. Transmisi data dalam kabel bersifat “full duplex”, dan sifatnya “broadcast”, semua terminal bisa menerima transmisi data. Suatu protokol akan mengatur transmisi dan penerimaan data, yaitu Protokol Ethernet atau CSMA/CD. Pemakaian kabel coax (10Base5 dan 10Base2) telah distandarisasi dalam IEEE 802.3.



B.       LANGKAH KERJA
Pengaturan Router Utama
1.      Buka Aplikasi Winbox
2.      Klik MAC Address Router, klik connect.
3.      New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter-


4.      Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok.
5.      Jalankan kembali winbox.
6.      Muncul Dialog Configuration
7.      Kemudian klik remove configuration.
8.      Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK.
9.      Jalankan kembali Aplikasi  Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda sudah di reset.
10.  Setting Interface Seperti gambar berikut :

     Keterangan gambar:
·         Pada Ether 1 diubah menjadi WAN
·         Pada Ether 2 diubah menjadi Router 1
·         Pada Ether 3 diubah menjadi Router 2
·         Pada Ether 4  diubah menjadi Router 3
11.  Setting IP Address pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar berikut ini
12.  Setting OSPF, dengan cara : 
·         Klik Routing
·         Pilih  OSPF

·         Klik Networks, Klik + , Atur seperti Gambar
Langkah mengatur OSPF selanjutnya :
a.        Klik Menu Instance
b.        Lalu double klik default

c.         Setting seperti gambar :

Setting Router 1
1.      Buka Aplikasi Winbox
2.      Klik MAC Address Router, klik connect.
3.      New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter-

4.      Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok.
5.      Jalankan kembali winbox.
6.      Muncul Dialog Configuration
7.      Kemudian klik remove configuration.
8.      Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK.
9.      Jalankan kembali Aplikasi  Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda sudah di reset.
10.  Setting Interface Seperti gambar berikut :
 Keterangan gambar :
·         Pada Ether 1 menjadi Router Utama
·         Pada Ether 3 menjadi LAN

11.  Setting IP Address, pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar berikut ini :

12.  Setting OSPF, dengan cara : 
·         Klik Routing
·         Pilih  OSPF  
·         Pilih menu Instances,atur seperti gambar :


13.          Tambah Routing  dengan cara :
·         Klik IP Routes, lalu + 
·         Tambahkan Gateway,maka klik OK.

·         Maka tampilan penambahan Router.





Setting Router 2
1.      Buka Aplikasi Winbox
2.      Klik MAC Address Router, klik connect.
3.      New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter-
4.      Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok.
5.      Jalankan kembali winbox.
6.      Muncul Dialog Configuration
7.      Kemudian klik remove configuration.
8.      Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK.
9.      Jalankan kembali Aplikasi  Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda sudah di reset
10.  Setting Interface Seperti gambar berikut :
Keterangan gambar:
·         Pada Ether 1 diubah menjadi Router Utama
·         Pada Ether 4 diubah menjadi LAN
·         Pada Ether 5  diubah menjadi LAN2
11.  Setting IP Address pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar berikut ini : 
12.  Setting OSPF, dengan cara : 
·         Klik Routing
·         Pilih  OSPF  
·         Pilih menu Instances, atur sesuai gambar :

13.          Tambah Routing  dengan cara :
·         Klik IP Routes, lalu + 
·         Tambahkan Gateway,maka klik OK. 
·         Maka tampilan penambahan Router. 

Sharing Internet
Pada praktikum routing dinamik menggunakan OSPF kali ini, sumber internet berasal dari  modem  sehingga  perlu  dilakukan  beberapa  konfigurasi  pada  laptop  atau  PC  yang terhubung dengan modem. Berikut topologi jaringan yang dibuat.
Berikut langkah-langkahnya:
1.          Klik kanan pada network connection modem pilih Properties.
2.         Pilih Sharing lalu cek list () pada kedua Allow other network.
3.         Klik OK. Pada kotak dialog yang muncul klik OK kembali.
4.        Setelah selesai double klik pada network connection modem, maka akan tampil informasi lengkap seperti dibawah ini.
Setelah  konfigurasi  modem  selesai  maka  selanjutnya  kita  akan  mengkonfigurasi network  connection  pada  Local  Area  Network.  Berikut  langkah-langkah  yang  dapat dilakukan.
1.       Pastikan patch  cord Local  Area  Network  pada  laptop  terhubung  pada  interface router 1 (R1). Lalu pada TCP/IPv4 isikan IP addres seperti pada gambar.
2.       Jika telah selesai lihat konfigurasi LAN. Akan terlihat seperti gambar dibawah.

CHAPTER 3
ROUTING DENGAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK (VPN)

A.       MATERI TEORITIS
VPN merupakan singkatan dari Virtual Private Network, yaitu sebuah koneksi private melalui jaringan publik (dalam hal ini internet). Disini ada 2 kata yang dapat kita garis bawahi yaitu:
·         Virtual network, yang berarti jaringan yang terjadi hanya bersifat virtual. Tidak ada koneksi jaringan secara riil antara 2 titik yang akan berhubungan.
·         Private, jaringan yang terbentuk bersifat private dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tetap rahasia meskipun melalui jaringan publik.
Dengan VPN ini kita seolah-olah membuat jaringan didalam jaringan atau biasa disebut tunnel (terowongan). Tunneling adalah suatu cara membuat jalur privat dengan menggunakan infrastruktur pihak ketiga.
VPN menggunakan salah satu dari beberapa teknologi tunneling yang ada yaitu:
1.       PPTP
Dikembangkan oleh Microsoft dari PPP yang dipergunakan untuk remote access. Caranya:
·         PPTP mengenkapsulasi frame yang bisa berisi IP, IPX atau NetBEUI dalam sebuah header Generic Routing Encapsulation (GRE). Tetapi PPTP membungkus GRE dalam paket IP. Jadi PPTP membutuhkan IP untuk membuat tunnel-nya, tetapi isinya bisa apa saja.
·         Data aslinya dienkripsi dengan MPPE.
PPTP-linux adalah client software. Sedangkan yang server adalah PoPToP untuk Linux, Solaris dan FreeBSD.
2.       L2F
Dibuat Cisco tahun 1996. Bisa menggunakan ATM dan Frame Relay, dan tidak membutuhkan IP. L2F juga bisa menyediakan otentikasi untuk tunnel endpoints.
3.      L2TP
Dikembangkan oleh Microsoft dan Cisco. Bisa mengenkapsulasi data dalam IP, ATM, Frame Relay dan X.25.
Keunggulan L2TP dibandingkan PPTP:
·           Multiple tunnels between endpoints, sehingga bisa ada beberapa saluran yang memiliki perbedaan Quality of Service (QoS).
·           Mendukung kompresi
·           Bisa melakukan tunnel authentication
·           Bisa bekerja pada jaringan non-IP seperti ATM dan Frame Relay.
4.      IPSec
Dalam tunneling mode, IP Sec bisa dipergunakan untuk mengenkapsulasi paket. IP Sec juga bisa dipergunakan untuk enkripsi dalam protokol tunneling lainnya.
IPSec menggunakan 2 protokol
·           Authentication Header (AH): memungkinkan verifikasi identitas pengirim. AH juga memungkinkan pemeriksaan integritas dari pesan/informasi.
·           Encapsulating Security Payload (ESP): memungkinkan enkripsi informasi  sehingga tetap rahasia. IP original dibungkus, dan outer IP header  biasanya berisi gateway tujuan. Tetapi ESP tidak menjamin integrity dari outer IP header, oleh karena itu dipergunakan berbarengan dengan AH.
5.      SSH dan SSH2
Dikembangkan untuk membuat versi yang lebih aman dari rsh, rlogin dan rcp  pada UNIX. SSH menggunakan enkripsi dengan public key seperti RSA. SSH  bekerja pada session layer kalau merujuk pada OSI reference model, sehingga  disebut circuit-level VPN. SSH membutuhkan login account.
6.      CIPE
Adalah driver kernel Linux untuk membuat secure tunnel anatara 2 IP subnet. Data dienkripsi pada lapisan network layer (OSI) sehingga di sebut low-level encryption. Oleh karena itu CIPE tidak memerlukan perubahan besar pada layer-layer di atasnya (termasuk aplikasi).

VPN merupakan perpaduan antara teknologi tunneling dan enkripsi. Fasilitas yang terdapat pada Router Mikrotik untuk implementasi Tunneling ini antara lain :
·         IPIP (IP over IP)
·         EoIP (Ethernet over IP)
·         VLAN (Virtual LAN)
Dibawah ini adalah gambaran tentang koneksi VPN yang menggunakan protokol PPTP. PPTP (Pont to Point Tunneling Protocol) adalah sebuah protokol yang mengizinkan hubungan Point-to Point Protocol (PPP) melewati jaringan IP, dengan membuat Virtual Private Network (VPN).

Kriteria yang harus dipenuhi VPN:
1.       User Authentication
VPN harus mampu mengklarifikasi identitas klien serta membatasi hak akses user sesuai dengan otoritasnya. VPN juga dituntut mampu memantau aktifitas klien tentang masalah waktu, kapan, di mana dan berapa lama seorang klien mengakses jaringan serta jenis resource yang diaksesnya.
2.       Address Management
VPN harus dapat mencantumkan address klien pada intranet dan memastikan alamat/address tersebut tetap rahasia.
3.      Data Encryption
Data yang melewati jaringan harus dibuat agar tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak atau klien yang tidak berwenang.
4.      Key Management
VPN harus mampu membuat dan memperbarui encryption key untuk server dan klien.
5.      Multiprotocol Support
VPN harus mampu menangani berbagai macam protokol dalam jaringan publik seperti IP, IPX dan sebagainya.
Cara Kerja VPN
Dari gambar diatas secara sederhana cara kerja VPN (dengan protokol PPTP) adalah sebagai berikut:
·         VPN membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC, Server VPN ini bisa berupa komputer dengan aplikasi VPN Server atau sebuah Router, misalnya MikroTik RB 750.
·         Untuk memulai sebuah koneksi, komputer dengan aplikasi VPN Client mengontak Server VPN, VPN Server kemudian memverifikasi username dan password dan apabila berhasil maka VPN Server memberikan IP Address baru pada komputer client dan selanjutnya sebuah koneksi / tunnel akan terbentuk.
·         Untuk selanjutnya komputer client bisa digunakan untuk mengakses berbagai resource (komputer atu LAN) yang berada dibelakang VPN Server misalnya melakukan transfer data, ngeprint dokument, browsing dengan gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain sebagainya.
Keuntungan atau Manfaat VPN
Beberapa keuntungan dari teknologi VPN diantaranya adalah:
·         Remote Access, dengan VPN kita dapat mengakses komputer atau jaringan kantor, dari mana saja selama terhubung ke internet
·         Keamanan, dengan koneksi VPN kita bisa berselancar dengan aman ketika menggunakan akses internet publik seperti hotspot atau internet cafe.
·         Menghemat biaya setup jaringan, VPN dapat digunakan sebagai teknologi alternatif untuk menghubungkan jaringan lokal yang luas dengan biaya yang relatif kecil, karena transmisi data teknologi VPN menggunakan media jaringan public yang sudah ada tanpa perlu membangun jaringan pribadi.


Kekurangan atau Kelemahan VPN
·         Koneksi internet (jaringan publik) yang tidak bisa kita prediksi. Hal ini dapat kita maklumi karena pada dasarnya kita hanya "nebeng" koneksi pada jaringan pihak lain sehingga otomatis kita tidak mempunyai kontrol terhadap jaringan tersebut.
·         Perhatian lebih terhadap keamanan. Lagi-lagi karena faktor penggunaan jaringan publik, maka kita perlu memberikan perhatian yang lebih untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyadapan, hacking dan tindakan cyber crime pada jaringan VPN.



B.       LANGKAH KERJA

Konfigurasi VPN PPTP di Mikrotik
PPTP atau Point to Point Tunnel Protocol merupakan salah satu service yang biasa digunakan untuk membangun sebuah jaringan VPN. Sebuah koneksi PPTP terdiri dari Server dan Client. Disini Mikrotik RouterOS difungsikan baik sebagai server maupun client atau bahkan diaktifkan keduanya bersama dalam satu mesin yang sama.
Topologi
Pada Router Gedung A dan Router Gedung B keduanya terhubung ke internet melalui ether 1 dan untuk jaringan LAN/Local terhubung melalui ether 2, serta pada Remote Client (Laptop) juga terhubung ke internet. Yang kita lakukan saat ini adalah agar Router Gedung A dan jaringan LAN/Local A bisa diakses dari Router Gedung B dan jaringan LAN/Local B serta Remote Client.

Konfigurasi Router Gedung A
1.       Mengkonfigurasi IP Address pada ether 1 dan ether 2 seperti pada konsep IP Address pada topologi diatas. 
[mikrotik@Gedung A] > ip address add address=180.250.42.28/29 interface=ether1-wan
[mikrotik@Gedung A] > ip address add address=192.168.10.1/24 interface=ether2-lan 

Melalui menggunakan winbox melalui perintah IP/Address/Add.

2.       Mengaktifkan PPTP Server dengan perintah sebagai berikut:
[mikrotik@Gedung A] > interface pptp-server server set enabled=yes
Jika menggunakan winbox melalui PPP/PPTP Server.
3.      Menentukan username dan password untuk proses autentikasi Client yang akan terkoneksi ke PPTP server. Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan huruf besar dan kecil akan berpengaruh.

PPTP untuk Router Gedung B 
[mikrotik@Gedung A] > ppp secret add name=router2 password=router2 service=pptp profile=default-encryption local-address=17.12.89.1 remote-address=17.12.89.4 

PPTP Untuk Remote Client/Laptop 
[mikrotik@Gedung A] > ppp secret add name=laptop1 password=laptop1 service=pptp profile=default-encryption local-address=17.12.89.1 remote-address=17.12.89.5 

Jika melalui winbox masuk menu PPP/Secret/Add. 
·         Local Address adalah alamat IP yang akan terpasang pada router itu sendiri (Router Gedung A / PPTP Server) setelah link PPTP terbentuk 
·         Remote Address adalah alamat IP yang akan diberikan ke Client setelah link PPTP terbentuk.
4.      Agar antar jaringan local bisa saling berkomunikasi, kita perlu menambahkan routing static dengan konfigurasi. 
[mikrotik@Gedung A] > ip route add dst-address=192.168.20.0/24 gateway=17.12.89.4 

Jika dengan winbox melalui menu IP/Routes/Add. 
·         dst-address : jaringan local Router lawan (Router Gedung B). 
·         gateway : IP PPTP Tunnel pada kedua router (IP Address PPTP Router B).
Konfiurasi Router Gedung B
1.       Mengkonfigurasi IP Address pada ether 1 dan ether 2 seperti pada konsep IP Address pada topologi diatas. 
[mikrotik@Gedung B] > ip address add address=180.250.214.209/29 interface=ether1-internet
[mikrotik@Gedung B] > ip address add address=192.168.20.1/24 interface=ether2-local 

Melalui menggunakan winbox melalui perintah IP/Address/Add.

2.       Tambahkan interface baru sebagai PPTP Client. 
[mikrotik@Gedung B] > interface pptp-client add user=router2 password=router2 connect-to=250.180.42.28 disabled=no 

Jika menggunakan winbox melalui, PPP/Add/PPTP Client. 
Lakukan dial ke IP Public Router Gedung A (PPTP server) dan masukkan username dan password sesuai pengaturan secret PPTP Server.

3.      Agar antar jaringan local bisa saling berkomunikasi, kita perlu menambahkan routing static dengan konfigurasi. 
[mikrotik@Gedung B] > ip route add dst-address=192.168.10.0/24 gateway=17.12.89.1 

Jika dengan winbox melalui menu IP/Routes/Add
·         dst-address : jaringan local Router lawan (Router Gedung A). 
·         gateway : IP PPTP Tunnel pada kedua router (IP Address PPTP Router A).
Konfigurasi Remote Client (PC/Laptop) Pada Windows 7
1.       Pastikan PC/Laptop anda sudah bisa akses internet. Masuk menu Network and Sharing Center, kemudian create koneksi baru dengan memilih Set up new connection or network

2.       Selanjutnya pilih Connect to a workplace , lalu klik next. 


3.      Pilih Use My Internet Connection (VPN) 
4.      Kemudian, kita diminta untuk memasukkan ke IP Address yang akan melakukan koneksi. Sebagai contoh IP Address Publik Mikrotik di Router Gedung A adalah 180.250.42.28
5.      Selanjutnya masukkan username dan password sesuai pada pengaturan Secret yang ada di PPTP server. Lalu klik Connect. 
6.      Tunggu proses autentikasi sampai selesai, sehingga PC/Laptop terkoneksi. 
7.      Jika sudah terkoneksi, maka pada icon toolbar Network Connection di pojok kanan bawah seperti gambar dibawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar