UJIAN AKHIR SEMESTER
ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER
NIM :
1102703
Nama :
Ahmad Padhil Syahputra
3. Merancang data
center dan jaringan komputer yang efektif dan efisien
Penyelesaian
Rancangan gedung dan
perangkat jaringan
Rancangan perangkat
jaringan via packet tracert
Rancangan IP Address
a.
Pembagian
IP Address pada Data Center dan Router Utama
·
Router Utama diberikan IP Network
192.168.1.0/29 dengan perhitungan subnet 23 = 8, 8 – 2 = 6, sehingga
di Network ini memiliki 6 host.
·
Eth0 Router Utama dihubungkan pada
Server Data Center dengan alamat IP 192.168.1.1 dengan subnet mask
255.255.255.248
·
Eth1 Router Utama dihubungkan pada Remot
Dekstop untuk meremot jaringan oleh staff tertentu. Diberikan alamat IP
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.248
·
Eth2 Router Utama dihubungkan pada eth0
Router Gedung 1 dengan IP Network diberikan 192.168.10.0/29 dengan subnet mask
255.255.255.248
o
Eth3 Router Utama dikonfigurasi IP
192.168.10.1 dan Eth0 Router Gedung1 dikonfigurasi Ip 192.168.10.2
·
Eth3 Router Utama dihubungkan pada eth0
Router Gedung 2 dengan IP Network diberikan 192.168.11.0/29 dengan subnet mask
255.255.255.248
o
Eth3 Router Utama dikonfigurasi IP
192.168.11.1 dan Eth0 Router Gedung2 dikonfigurasi Ip 192.168.11.2
·
Eth4 Router Utama dihubungkan pada eth0
Router Gedung 3 dengan IP Network diberikan 192.168.12.0/29 dengan subnet mask
255.255.255.248
o
Eth3 Router Utama dikonfigurasi IP
192.168.12.1 dan Eth0 Router Gedung2 dikonfigurasi Ip 192.168.12.2
b.
Pembagian
IP Address pada Gedung 1
·
Eth0 Router Gedung 1 terhubung dengan
Eth2 Router Utama dengan alamat Network 192.168.10.0/29 dan IP Addresnya
192.168.10.2
·
Eth1 Router Gedung 1 terhubung dengan
Port1 Swith Lantai 1. Diberikan Alamat network 192.168.15.0/24 dengan subnet
mask 255.255.255.0
o
Kebutuhan IP diperuntukkan minimal 30
host setiap lantai, dan disetiap lantai terdapat switch 32 port. Pada lantai 1,
2 port switch dipruntukkan untuk tersambung dengan Router, dan 1 lagi
tersambung dengan Switch dilantai 2.
o
Di lantai 1 ini, menggunakan Switch 48
port switch dan memenuhi kebutuhan untuk 30 host. Maka di lantai 1 ini, host diberikan
alamat IP 192.168.15.1 sampai 192.168.15.30
o
Di lantai 2, host diberikan alamat IP 192.168.15.31
sampai 192.168.15.60
o
Di lantai 3, host diberikan alamat IP
192.168.15.61 sampai 192.168.15.90
o
Di lantai 4, host diberikan alamat
IP 192.168.15.91 sampai 192.168.15.120
o
Access Point dipakai untuk keperluan
perangkat mobile yang mengkases jaringan wireless di gedung 1. Pada Access
Point ini dikonfigurasi secara DHCP dengan rentang IP yang diberikan secara
otomatis untuk setiap perangkat yang terkoneksi jaringan.
Nama Access Point : AP_Gedung 1
·
DHCP : On
·
Range IP Address : 192.168.15.150 –
192.168.15.254
·
Eth2 Router Gedung 1 dihubungkan dengan
Eth1 Router Gedung 2. Dikonfigurasi alamat Network 192.168.20.0/29 subnet mask
255.255.255.248. diberikan alamat IP 192.168.20.1
·
Eth3 Router Gedung 1 dihubungkan dengan Eth3 Router Gedung 3.
Dikonfigurasi alamat Network 192.168.40.0/29 subnet mask 255.255.255.248.
diberikan alamat IP 192.168.40.1
c.
Pembagian
IP Address pada Gedung 2
·
Eth0 Router Gedung 2 terhubung dengan
Eth3 Router Utama dengan alamat Network 192.168.11.0/29 dan IP Addresnya
192.168.11.2
·
Eth1 Router Gedung 2 terhubung dengan
Eth2 Router Gedung 1. Dikonfigurasi alamat Nework 192.168.20.0/29 subnet mask
255.255.255.248 diberikan alamat IP 192.168.20.2
·
Eth2 Router Gedung 2 terhubung dengan
Port1 Swith Lantai 1. Diberikan Alamat network 192.168.25.0/24 dengan subnet
mask 255.255.255.0
o
Kebutuhan IP diperuntukkan minimal 30
host setiap lantai, dan disetiap lantai terdapat switch 32 port. Pada lantai 1,
2 port switch dipruntukkan untuk tersambung dengan Router, dan 1 lagi
tersambung dengan Switch dilantai 2.
o
Di lantai 1 ini, menggunakan Switch 48
port switch dan memenuhi kebutuhan untuk 30 host. Maka di lantai 1 ini, host
diberikan alamat IP 192.168.25.1 sampai 192.168.25.30
o
Di lantai 2, host diberikan alamat IP 192.168.25.31
sampai 192.168.25.60
o
Di lantai 3, host diberikan alamat IP
192.168.25.61 sampai 192.168.25.90
o
Di lantai 4, host diberikan alamat IP 192.168.25.91 sampai 192.168.25.120
o
Access Point dipakai untuk keperluan
perangkat mobile yang mengkases jaringan wireless di gedung 2. Pada Access
Point ini dikonfigurasi secara DHCP dengan rentang IP yang diberikan secara
otomatis untuk setiap perangkat yang terkoneksi jaringan.
Nama Access Point : AP_Gedung 2
·
DHCP : On
·
Range IP Address : 192.168.25.150 – 192.168.25.254
·
Eth3 Router Gedung 2 dihubungkan dengan Eth2 Router Gedung 3.
Dikonfigurasi alamat Network 192.168.30.0/29 subnet mask 255.255.255.248.
diberikan alamat IP 192.168.30.1
d.
Pembagian
IP Address pada Gedung 3
·
Eth0 Router Gedung 3 terhubung dengan
Eth4 Router Utama dengan alamat Network 192.168.12.0/29 dan IP Addresnya
192.168.12.2
·
Eth1 Router Gedung 3 terhubung dengan
Port1 Swith Lantai 1. Diberikan Alamat network 192.168.35.0/24 dengan subnet
mask 255.255.255.0
o
Kebutuhan IP diperuntukkan minimal 30
host setiap lantai, dan disetiap lantai terdapat switch 32 port. Pada lantai 1,
2 port switch dipruntukkan untuk tersambung dengan Router, dan 1 lagi
tersambung dengan Switch dilantai 2.
o
Di lantai 1 ini, menggunakan Switch 48
port switch dan memenuhi kebutuhan untuk 30 host. Maka di lantai 1 ini, host
diberikan alamat IP 192.168.35.1 sampai 192.168.35.30
o
Di lantai 2, host diberikan alamat IP 192.168.35.31
sampai 192.168.35.60
o
Di lantai 3, host diberikan alamat IP
192.168.35.61 sampai 192.168.35.90
o
Di lantai 4, host diberikan alamat IP 192.168.35.91 sampai 192.168.35.120
o
Access Point dipakai untuk keperluan
perangkat mobile yang mengkases jaringan wireless di gedung 2. Pada Access
Point ini dikonfigurasi secara DHCP dengan rentang IP yang diberikan secara
otomatis untuk setiap perangkat yang terkoneksi jaringan.
·
Nama Access Point : AP_Gedung 2
·
DHCP : On
·
Range IP Address : 192.168.35.150 –
192.168.35.254
·
Eth2 Router Gedung 3 dihubungkan dengan Eth3 Router Gedung 3.
Dikonfigurasi alamat Network 192.168.30.0/29 subnet mask 255.255.255.248.
diberikan alamat IP 192.168.30.2
·
Eth3 Router Gedung 3 dihubungkan dengan Eth3 Router Gedung 1.
Dikonfigurasi alamat Network 192.168.40.0/29 subnet mask 255.255.255.248.
diberikan alamat IP 192.168.40.2
Kebutuhan
Hardware Data Center
Data center server adalah Pusat
pemrosesan data yang didukung dengan perangkat pengolahan data tersebut.
Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center server merupakan
server data terpusat dari jaringan di suatu jaringan, baik dalam jaringan lokal
antaupun global, jaringan instansi ataupun perusahaan. Data center server
dikelola oleh administrator.
Pengelolaan data center yang
baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh
karena itu aturan dan standar pengukuran merupakan hal yang penting dari
administrasi Data Center. Beberapa tahun ini data center server menjadi
pembahasan yang ramai, yang sebelumnya data center server bukan
merupakan bahasan yang perlu di oprek lebih dalam secara teori, tetapi
kebutuhan akan informasi dari pengolahan data center yang baik membuat
pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas data center server
lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TI
sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance
dan penggunaan data center server adalah sebagai berikut :
1. Server
performance metrics
Dalam mengukur kinerja dari server diperlukan
standar pengukuran yang diakui oleh masyarakat dan vendor-vendor IT, sehingga
dibentuklah sebuah konsorsium yang menentukan hal tersebut. SPEC
(Standard Performance Evaluation Corporation) Benchmarkmerupakan
standar ukuran kinerja yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Aspek yang
berpengaruh pada kinerja sistem adalah utilization, latency, throughput,
resource efficiency. Faktor yang mempengaruhi kinerja CPU adalah
pemakaian cache pada CPU (L1 Cache, L2 Cache, L3 Cache)
2. Server
capacity planning
Server capacity planning terdapat 2
hal penting, yaitu server sizing dan capacity planning. Server
sizing adalah bagaimana melakukan estimasi kebutuhan hardware pada server
sesuai kebutuhan dari aplikasi dan aktifitas dari pengguna, contohnya adalah
untuk memenuhi 3000 end user, kita membutuhkan 2 load-balanced
application server (4 CPU 1,3 GHz & 8 GB RAM) dan satu back-end
database server (8 CPU & 10 GB RAM). Capacity planning terdiri dari
2 fase yaitu melakukan tes untuk mengukur utilization dan performance,
yang kedua adalah perencanaan harus dapat mendukung beban kerja yang berat.
Pengecekan memory secara berkala merupakan hal yang penting setelah server
capacity planning dilakukan.
3. Best
practices in IT
Merupakan hal-hal terbaik yang dilakukan di IT, salah
satunya adalah berdasarkan pengalaman dan komunitas IT. Beberapa dari Best
practices in IT adalah sebagai berikut:
a. System
Deployment (Mempersiapkan sistem dengan baik)
b. Power Source
(Estimasi
pemakaian listrik)
c. Hardware
Maintenance (Maintenance pengkabelan hingga server)
d. Software
Deployment (Mempersiapakan software)
e. Cluster (Menggunakan
sistem cluster bila diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan
secara keseluruhan, penyimpanan tersebar dan mendukung backup yang lebih baik)
f.
Data Storage (Menggunakan RAID, cluster
storage, multiple control)
g. Network
Management Best Practices (Melakukan network analisis yang baik)
h. Documentation Best Practices (Dokumentasi
pada berbagai tahap antara lain metodologi, proposal, hingga diagram)
Keuntungan dari penerapan best practices adalah
- Standarisasi
(saat best practice telah menjadi standar, pekerjaan menjadi
semakin mudah)
- Dapat
mengurangi downtime
- Konsisten
dengan obyek bisnis
- Kualitas
4. Server
Security
Keamanan harus diperhatikan, baik keamanan hardware
server, software server dan gangguan dari manusia atau alam. Secara umum
hal-hal yang perlu diperhatikan pada keamanan server adalah sebagai berikut :
- Simplicity
(menyederhanakan)
- Fail
Safe (kesalah tidak menyebar)
- Complete
Mediation (mediasi dengan pengguna)
- Open
Design
- Separation
of privilege (pembagian hak akses)
- Update
(selalu ada perubahan lebih baik)
- Hapus
pemakaian file dan aplikasi yang tidak digunakan
- Software
keamanan bila diperlukan (anti virus, anti malware, anti spam, dll)
5. Server
Administration
Best practices pada system administration
adalah sebagai berikut :
- Memperhatikan
permasalahan
- Log dan
dokumentasi yang baik
- Cek
permasalahan dari yang sederhana (berurutan OSI layer)
- Team
work yang baik
- Otomasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam otomasi
adalah sebagai berikut :
- Mengumpulkan
dokumen
- Menentukan
target
- Kritik
dan saran dari komunitas
- Improve
- Simplify
- Testing
6. Device
Naming
Penamaan device yang dijelaskan disini yaitu :
a. NIS (Network
Information Service)
Digunakan
menyimpan data profil user dan biasa disebut dengan yellow pages. NIS
mengijinkan para pengguna dan aplikasi melalui jaringan untuk menenmukan berkas
dan aplikasi dimanapun di sebuah jaringan dengan mengakses server NIS terpusat
b. NIS +
Setelah NIS
dirasakan memiliki kekurangan pada segi keamanan, SUN mengeluarkan NIS+
yang mendukung pada segi keamanan
c. DNS (Domain
Naming System)
Merupakan
distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name
resolution) di jaringan yang menggunakan TCP / IP. Keuntungan dari
pemakaian DNS adalah memudahkan pengguna dalam mengingat IP, penamaan
konsisten / tidak berubah, Satu user satu domain. Struktur domain merupakan
sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi dalam
beberapa bagian, yaitu : root level domains, second level domains, host
names
d. LDAP
(Lightweight Directory Access Protokol)
Merupakan
service direktori yang berjalan pada layer TCP / IP. LDAP adalah sebuah
protocol yang mengatur pengaksesan layanan direktori yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan berbagai informasi. Fungsi LDAP adalah memberikan hak akses
pada direktori. Direktori dapat berisi berbagai informasi (merupakan suatu
database tempat penyimpanan data), contoh : direktori dapat berupa phone book
7. Load
Balancing
Merupakan cara untuk membagi kinerja server yang
bertujuan mengurangi beban server. Load balancing dapat berupa software maupun
hardware. Menggunakan software memungkinkan pemakaian virtual server dan
virtual IP.Keuntungan
- Toleransi
kesalahan diperhatikan
- Layanan
lebih baik
- Performance
- Scalabilitas
- Fleksibel
- Hemat
- Memperhatikan
keamanan
8. Fault
Tolerance
Terdapat standar dari ukuran toleransi kesalahan
diatantaranya adalah MTBF (Mean Time Between Failures), MTTDL (Mean Time to Data
Loss), MTTDI (Mean Time to Data Inaccessibility). Faktor yang mempengaruhi
adalah :
- Swap
- Sistem
pendingin
- Power
- RAID
(Redundant Array of Inexpensive Disks)
9. RAID
Merupakan implementasi toleransi kesalahan pada media
penyimpanan / disk dengan tujuan mengurangi redundansi data (Akses ataupun
proses). RAID dibagi menjadi lima tipe, yaitu RAID 0 (stripping), RAID 1
(mirroring), RAID 2 (humming), RAID 3 (pengecekan disk tunggal dalam
kelompok disk, penggunaan sudah lebih dari 3 disk), RAID 4 (pembacaan
dan penulisan secara independen), RAID 5 (sebaran data dan paritas ke
semua drive)
Penggunaan RAID pada server sesuai kebutuhan, karena
setiap server memiliki spesifikasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Storage
7000 dari SUN yang memungkinkan pemakaian SATA storage pada server,
dan menggunakan SID dalam mengupdate kecepatan akses tanpa merubah
pemakaian RAID.
Kebutuhan Software
Data Center
1.
Sistem
Operasi Jaringan, misalnya : Linux (Debian, RedHat, SuSe, Mandriva), Windows
(Windows Server 2003, 2008), Mikrotik.
2.
Apache
3.
Open
SSH Server
4.
Putty
5.
Proftpd
6.
Bind9
7.
Apache2
8.
Php5
9.
Mysql-server
10.
Phpmyadmin
11.
FileZilla
12.
Winbox
13.
Postfix
14.
Courier
Imap
15.
Courier
Pop
16.
Squirrel
Mai
17.
Dhcp
Server
18.
Isc
Dhcp Server
19.
Internet
Gateway
20.
Proxy
Server
Media&
perangkat yang digunakan dalam jaringan computer data center adalah :
1. Komputer PC untuk Staff dan
Keperluan Administrasi Perpustakaan sebanyak 5 PC
2. PC Desktop untuk keperluan Mahasiswa
mengeksplorasi diri sebanyak 5 PC.
3. Laptop pribadi milik pengunjung
perpustakaan.
4. Access Point untuk hotspot berada di
depan ruang perpustakaan.
5. Switch merk CISCO SRW 2024.
6. Kabel LAN UTP Cat5 untuk
mengkoneksikan PC Staff, PC Administrasi dan Access Point ke switch.
7. Konektor RJ45 sebagai ujung kabel
UTP
8. Ethernet Card. (terpasang di PC
Staff)
9. Wifi (terpasang di 5 PC Desktop dan
laptop masing-masing mahasiswa)
10. Mikrotik RB1000 sebagai router,
gateway dan firewall
11. Access Point ke ISP
Penjelasan Perangkat dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur
jaringan computer :
1. Topologi
Topologi
yang digunakan dalam arsitektur jaringan ini adalah menggunakan topologi Star.
Topologi Star yaitu suatu jaringan dimana semua node atau komputer yang ada
dalam jaringan terkoneksi pada satu atau lebih hub / switch / switch hub.
2. Ethernet Card
Ethernet
merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband
yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada satu waktu. Ethernet
beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima
atau mengirim data tapi tidak dapat melakukan keduanya secara sekaligus. Dalam
jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan
"mendengar" terlebih dahulu sebelum "berbicara", artinya
mereka akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang sedang
mentransmisikan data. Jika tidak ada komputer yang sedang mentransmisikan data,
maka setiap komputer yang mau mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil
alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat
berdasrkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal
kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya.
3. Wifi
Wifi
Yaitu wireless fidelity, merupakan suatu standar jaringan IEEE 802.11 yang
menggunakan signal radio high-frequency atau laser infra merah alias bukan
kabel. Sehingga jaringan dapat saling terkoneksi walaupun tanpa kabel.
4. Switch
Switch adalah perangkat yang membagi satu buah jaringan ke dalam dua buah
jaringan. Switch juga dapat memiliki port lebih dari 1. semua port tersebut
dapat langsung diarahkan ke beberapa segmen yang berbeda.
5. Router Board
Router
Board merupakan penghubungkan dua atau lebih jaringan yang berbeda kelas secara
bersamaan. Router mampu menghubungkan jaringan yang memiliki perbedaan
teknologi, perbedaan metode pengaddressan, perbedaan media yang digunakan,
perbedaan format frame, dan perbedaan kecepatan pada jaringan tersebut.
6. Access Point Wireless Hotspot
Access
Point Wireless merupakan perangkat Network Access point, yang menyebarkan
sinyal-sinyal yang akan ditangkap oleh wifi pada satu atau lebih stations.
7. Access point ISP
Access
point ISP(Internet Service provider) yaitu Network Access Point, suatu koneksi
jaringan yang menghubungkan ke Interenet Backbone.
8. Kabel UTP & RJ45
Kabel
UTP yaitu Unshield Twisted Pair, yaitu kabel yang biasa digunakan pada sistem
jaringan. Kabel yang digunakan pada sistem jaringan Paramadina adalah jenis
kabel UTP CAT 5 dengan menggunakan RJ-45 sebagai konektor kabel UTP tersebut.
Pada twisted pair (10 BaseT) network, setiap PC memiliki satu kabel twisted
pair yang tersentral pada HUB/switch. Twisted pair umumnya lebih handal
(reliable) dibandingkan dengan thin coax karena HUB mempunyai kemampuan data
error correction dan meningkatkan kecepatan transmisi. Saat ini ada beberapa
grade, atau kategori dari kabel twisted pair. Kategori 5 adalah yang paling
reliable dan memiliki kompabilitas yang tinggi, dan yang paling disarankan.
Berjalan baik pada 10Mbps dan Fast Ethernet (100Mbps). Kabel kategori 5 dapat
dibuat straight-through atau crossed.
9. Server
Dalam konteks client server, server merupakan perangkat jaringan / komputer
yang berfungsi sebagai Pusat data pada suatu jaringan, sebagai pusat
kontrol jaringan dan sebagai perangkat yang melayani permintaan dari client.