Selasa, 10 Juni 2014

UJIAN TENGAH SEMESTER ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER






UJIAN TENGAH SEMESTER
ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER

NIM : 1102703
Nama : Ahmad Padhil Syahputra




1.       Tuliskanlah kembali Alamat Blog Saudara.


2.       Jelaskanlah Istilah-istilah berikut ini.
a.       Chanell link
channel adalah garis trend yang digambar secara paralel, dan baik puncak maupun dasarnya adalah area yang berpotensi mengalami support atau resistance. Gambarnya adalah seperti berikut:

Langkah untuk menggambar garis channel cukup mudah. Untuk channel naik atau up channel, kita cukup menarik garis paralel pada sudut yang sama seperti garis uptrend lalu geserlah garis tersebut ke posisi baris yang menyentuh puncak yang paling baru. Hal ini harus dilakukan bersamaan saat membuat garis trendline.

b.       Basic Link
Basic link merupakansesuatu yang harus ada dan sudah tersusun saat jaringan pada computer tersebutdi bentuk jaringan tersebut.

c.       Horizontal cabel

Horizontal Cabling
Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap. Ada beberapa servis atau system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara horizontal, yaitu:
1) Servis telekomunikasi meliputi suara, modem dan faksimile
2) Perlengkapan dasar switching
3) Koneksi manajemen komputer dan telekomunikasi
4) Koneksi keyboard/video/mouse (KVM)
5) Komunikasi data
6) Wide Area Network (WAN)
7) Local Area Network (LAN)
8) Storage Area Network (SAN)
9) Sistem pemberian isyarat lainnya pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS, dan lainnya)
Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat dalam bentuk under-floor atau overhead.  Topologi yang dapat dipasang pada horizontal cabling pada data center adalah topologi star, maksudnya adalah Jarak yang ditempuh pada sistem pengkabelan horizontal


d.       Backbond cabel

Fungsi dari sistem pengkabelan backbone adalah untuk menyediakan koneksi antara main distribution area, horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan untuk koneksi silang backbone-to-backbone. Sistem pengkabelan secara backbone harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN, saluran komputer, dan koneksi console perangkat. Pada dasarnya performansi transmisi tergantung dari karakteristik kabel, perangkat keras yang terhubung, patch cord dan kabel cross-connect, jumlah koneksi, dan perlakuan fisik terhadap kabel tersebut.
Cara pengaman media transmisi jaringan (pengkabelan) yang benar yaitu:
a.       Planning = Sebelum kita melakukan penkabelan alangkah sebaiknya kitamembuatrencana agar pengkabelan yang akan kita lakukan tidak mengalamikendala
  1. Grounding = Sebuah upaya keamanan dengan cara penanaman kabel ke dalam tanahuntuk menghilangkan beda potensial antara logam yang teraliri arus listrik dengan tanah.
  2. Wiring Closet adalah tempat dimana jaringan dimulai . Semua kabel akan bermuara di wiring closet . Terletak disebuah tempat dimana semua kabelterkumpul .wiring closet yaitu sebuah ruangan kecil yang biasanya ditemukan pada bangunan kelembagaan seperti sekolah dan kantor, di mana sambunganlistrik dilakukan. Sedangkan yang digunakan untuk berbagai tujuan, penggunaan yang paling umum adalah untuk jaringan komputer. Banyak jeniskoneksi jaringan untuk menetapkan batas jarak antara peralatan end-user seperti PC , akses perangkat pada jaringan, seperti router. Pembatasan inimungkin memerlukan beberapa wiring closet di setiap lantai gedung besar.Penempatan wiring closet juga sangat penting agar jaringan dapat terkoneksitanpa masalah
  3. Horizontal kabel yang menghungkan host/computer ke 1 wiring closet(antara cross – connect panel di satu wiring closet) sering menggunakansebagai 100 ohm , 4 pair, UTP, solid conductor cable, ditentukan dalamstandart ANSI/TIA/EIA – 568 untuk komersial bangunan.
  4. Backbone Cable adalah kabel yang menghubungkan wiring closet satudengan wiring closet yang lain atau pusat connettion point dapat menggunakan100 ohm UTP , 62.5/125 – micron atau 50/125 – micron multimode fiber optic, atau 8.3/125 – micron singlemode fiber optic
  5. ConduitConduit adalah pelindung kabel berbentuk pipa atau kotak melindungisepanjang kabel. Dapat terbuat dari material metal ataupun plastik . Yangterbuat dari metal bersifat kaku , sedangkan yang terbuat dari plastik bersifatfleksibel / lentur . Conduit terbentang antara area kerja menuju wiring closet .Dalam pengisian kabel , harus disisakan ruang kosong dalam conduit sebesar 40% dari kapastitas conduit . Dapat dipakai di rute horizontal cable ataupun backbone cable .G. Cable traySebagai alternatif dari conduit . Mempunyai fungsi yang sama denganconduit Berbentuk seperti rak yang menopang kabel dan membentuk jalur .Perbedaan antara conduit dengan cable tray adalah jika cable tray adalahconduit yang mempunyai rongga sehingga memudahkan untuk penggantiankabel apabila ada kerusakan.
  6. Wall plateWall plate adalah penanaman kabel di dalam dinding agar pengkabelanmenjadi lebih rapi


3.       Rancanglah jaringan komputer yang menghubungkan 4 Lantai dengan ketentuan:
·         Setiap lantai mempunyai 3 Ruangan
·         Setiap Ruangan mempunyai minimal 30 komputer
·         Seluruh jaringan terkoneksi ke internet secara NAT
·         Seluruh host harus saling terkoneksi secara langsung
·         Lengkapi dengan gambar dan pembagian Ip address yang tepat



UJIAN AKHIR SEMESTER ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER



UJIAN AKHIR SEMESTER
ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER

NIM : 1102703
Nama : Ahmad Padhil Syahputra
3. Merancang data center dan jaringan komputer yang efektif dan efisien

Penyelesaian
Rancangan gedung dan perangkat jaringan





Rancangan perangkat jaringan via packet tracert



Rancangan IP Address
a.      Pembagian IP Address pada Data Center dan Router Utama
·         Router Utama diberikan IP Network 192.168.1.0/29 dengan perhitungan subnet 23 = 8, 8 – 2 = 6, sehingga di Network ini memiliki 6 host.
·         Eth0 Router Utama dihubungkan pada Server Data Center dengan alamat IP 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.248
·         Eth1 Router Utama dihubungkan pada Remot Dekstop untuk meremot jaringan oleh staff tertentu. Diberikan alamat IP 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.248
·         Eth2 Router Utama dihubungkan pada eth0 Router Gedung 1 dengan IP Network diberikan 192.168.10.0/29 dengan subnet mask 255.255.255.248
o   Eth3 Router Utama dikonfigurasi IP 192.168.10.1 dan Eth0 Router Gedung1 dikonfigurasi Ip 192.168.10.2

·         Eth3 Router Utama dihubungkan pada eth0 Router Gedung 2 dengan IP Network diberikan 192.168.11.0/29 dengan subnet mask 255.255.255.248
o   Eth3 Router Utama dikonfigurasi IP 192.168.11.1 dan Eth0 Router Gedung2 dikonfigurasi Ip 192.168.11.2
·         Eth4 Router Utama dihubungkan pada eth0 Router Gedung 3 dengan IP Network diberikan 192.168.12.0/29 dengan subnet mask 255.255.255.248
o   Eth3 Router Utama dikonfigurasi IP 192.168.12.1 dan Eth0 Router Gedung2 dikonfigurasi Ip 192.168.12.2

b.      Pembagian IP Address pada Gedung 1
·         Eth0 Router Gedung 1 terhubung dengan Eth2 Router Utama dengan alamat Network 192.168.10.0/29 dan IP Addresnya 192.168.10.2
·         Eth1 Router Gedung 1 terhubung dengan Port1 Swith Lantai 1. Diberikan Alamat network 192.168.15.0/24 dengan subnet mask 255.255.255.0
o   Kebutuhan IP diperuntukkan minimal 30 host setiap lantai, dan disetiap lantai terdapat switch 32 port. Pada lantai 1, 2 port switch dipruntukkan untuk tersambung dengan Router, dan 1 lagi tersambung dengan Switch dilantai 2.
o   Di lantai 1 ini, menggunakan Switch 48 port switch dan memenuhi kebutuhan untuk 30 host. Maka di lantai 1 ini, host diberikan alamat IP 192.168.15.1 sampai 192.168.15.30
o   Di lantai 2, host diberikan alamat IP 192.168.15.31 sampai 192.168.15.60
o   Di lantai 3, host diberikan alamat IP 192.168.15.61 sampai 192.168.15.90
o   Di lantai 4, host diberikan alamat IP  192.168.15.91 sampai 192.168.15.120
o   Access Point dipakai untuk keperluan perangkat mobile yang mengkases jaringan wireless di gedung 1. Pada Access Point ini dikonfigurasi secara DHCP dengan rentang IP yang diberikan secara otomatis untuk setiap perangkat yang terkoneksi jaringan.
Nama Access Point : AP_Gedung 1
·         DHCP : On
·         Range IP Address : 192.168.15.150 – 192.168.15.254

·         Eth2 Router Gedung 1 dihubungkan dengan Eth1 Router Gedung 2. Dikonfigurasi alamat Network 192.168.20.0/29 subnet mask 255.255.255.248. diberikan alamat IP 192.168.20.1
·         Eth3 Router Gedung 1  dihubungkan dengan Eth3 Router Gedung 3. Dikonfigurasi alamat Network 192.168.40.0/29 subnet mask 255.255.255.248. diberikan alamat IP 192.168.40.1

c.       Pembagian IP Address pada Gedung 2
·         Eth0 Router Gedung 2 terhubung dengan Eth3 Router Utama dengan alamat Network 192.168.11.0/29 dan IP Addresnya 192.168.11.2
·         Eth1 Router Gedung 2 terhubung dengan Eth2 Router Gedung 1. Dikonfigurasi alamat Nework 192.168.20.0/29 subnet mask 255.255.255.248 diberikan alamat IP 192.168.20.2
·         Eth2 Router Gedung 2 terhubung dengan Port1 Swith Lantai 1. Diberikan Alamat network 192.168.25.0/24 dengan subnet mask 255.255.255.0
o   Kebutuhan IP diperuntukkan minimal 30 host setiap lantai, dan disetiap lantai terdapat switch 32 port. Pada lantai 1, 2 port switch dipruntukkan untuk tersambung dengan Router, dan 1 lagi tersambung dengan Switch dilantai 2.
o   Di lantai 1 ini, menggunakan Switch 48 port switch dan memenuhi kebutuhan untuk 30 host. Maka di lantai 1 ini, host diberikan alamat IP 192.168.25.1 sampai 192.168.25.30
o   Di lantai 2, host diberikan alamat IP 192.168.25.31 sampai 192.168.25.60
o   Di lantai 3, host diberikan alamat IP 192.168.25.61 sampai 192.168.25.90
o   Di lantai 4, host diberikan alamat IP  192.168.25.91 sampai 192.168.25.120
o   Access Point dipakai untuk keperluan perangkat mobile yang mengkases jaringan wireless di gedung 2. Pada Access Point ini dikonfigurasi secara DHCP dengan rentang IP yang diberikan secara otomatis untuk setiap perangkat yang terkoneksi jaringan.
Nama Access Point : AP_Gedung 2
·         DHCP : On
·         Range IP Address : 192.168.25.150 – 192.168.25.254
·         Eth3 Router Gedung 2  dihubungkan dengan Eth2 Router Gedung 3. Dikonfigurasi alamat Network 192.168.30.0/29 subnet mask 255.255.255.248. diberikan alamat IP 192.168.30.1

d.      Pembagian IP Address pada Gedung 3
·         Eth0 Router Gedung 3 terhubung dengan Eth4 Router Utama dengan alamat Network 192.168.12.0/29 dan IP Addresnya 192.168.12.2
·         Eth1 Router Gedung 3 terhubung dengan Port1 Swith Lantai 1. Diberikan Alamat network 192.168.35.0/24 dengan subnet mask 255.255.255.0
o   Kebutuhan IP diperuntukkan minimal 30 host setiap lantai, dan disetiap lantai terdapat switch 32 port. Pada lantai 1, 2 port switch dipruntukkan untuk tersambung dengan Router, dan 1 lagi tersambung dengan Switch dilantai 2.
o   Di lantai 1 ini, menggunakan Switch 48 port switch dan memenuhi kebutuhan untuk 30 host. Maka di lantai 1 ini, host diberikan alamat IP 192.168.35.1 sampai 192.168.35.30
o   Di lantai 2, host diberikan alamat IP 192.168.35.31 sampai 192.168.35.60
o   Di lantai 3, host diberikan alamat IP 192.168.35.61 sampai 192.168.35.90
o   Di lantai 4, host diberikan alamat IP  192.168.35.91 sampai 192.168.35.120
o   Access Point dipakai untuk keperluan perangkat mobile yang mengkases jaringan wireless di gedung 2. Pada Access Point ini dikonfigurasi secara DHCP dengan rentang IP yang diberikan secara otomatis untuk setiap perangkat yang terkoneksi jaringan.
·         Nama Access Point : AP_Gedung 2
·         DHCP : On
·         Range IP Address : 192.168.35.150 – 192.168.35.254
·         Eth2 Router Gedung 3  dihubungkan dengan Eth3 Router Gedung 3. Dikonfigurasi alamat Network 192.168.30.0/29 subnet mask 255.255.255.248. diberikan alamat IP 192.168.30.2
·         Eth3 Router Gedung 3  dihubungkan dengan Eth3 Router Gedung 1. Dikonfigurasi alamat Network 192.168.40.0/29 subnet mask 255.255.255.248. diberikan alamat IP 192.168.40.2
Kebutuhan Hardware Data Center
Data center server adalah Pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat pengolahan data tersebut. Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center server merupakan server data terpusat dari jaringan di suatu jaringan, baik dalam jaringan lokal antaupun global, jaringan instansi ataupun perusahaan. Data center server dikelola oleh administrator.
Pengelolaan data center yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standar pengukuran merupakan hal yang penting dari administrasi Data Center. Beberapa tahun ini data center server menjadi pembahasan yang ramai, yang sebelumnya data center server bukan merupakan bahasan yang perlu di oprek lebih dalam secara teori, tetapi kebutuhan akan informasi dari pengolahan data center yang baik membuat pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas data center server lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TI sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance dan penggunaan data center server adalah sebagai berikut :

1.      Server performance metrics
Dalam mengukur kinerja dari server diperlukan standar pengukuran yang diakui oleh masyarakat dan vendor-vendor IT, sehingga dibentuklah sebuah konsorsium yang menentukan hal tersebut. SPEC (Standard Performance Evaluation Corporation) Benchmarkmerupakan standar ukuran kinerja yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Aspek yang berpengaruh pada kinerja sistem adalah utilization, latency, throughput, resource efficiency. Faktor yang mempengaruhi kinerja CPU adalah pemakaian cache pada CPU (L1 Cache, L2 Cache, L3 Cache)

2.      Server capacity planning
Server capacity planning terdapat 2 hal penting, yaitu server sizing dan capacity planning. Server sizing adalah bagaimana melakukan estimasi kebutuhan hardware pada server sesuai kebutuhan dari aplikasi dan aktifitas dari pengguna, contohnya adalah untuk memenuhi 3000 end user, kita membutuhkan 2 load-balanced application server (4 CPU 1,3 GHz & 8 GB RAM) dan satu back-end database server (8 CPU & 10 GB RAM). Capacity planning terdiri dari 2 fase yaitu melakukan tes untuk mengukur utilization dan performance, yang kedua adalah perencanaan harus dapat mendukung beban kerja yang berat. Pengecekan memory secara berkala merupakan hal yang penting setelah server capacity planning dilakukan.
3.      Best practices in IT
Merupakan hal-hal terbaik yang dilakukan di IT, salah satunya adalah berdasarkan pengalaman dan komunitas IT. Beberapa dari Best practices in IT adalah sebagai berikut:
a.      System Deployment (Mempersiapkan sistem dengan baik)
b.      Power Source (Estimasi pemakaian listrik)
c.       Hardware Maintenance (Maintenance pengkabelan hingga server)
d.      Software Deployment (Mempersiapakan software)
e.       Cluster (Menggunakan sistem cluster bila diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan secara keseluruhan, penyimpanan tersebar dan mendukung backup yang lebih baik)
f.        Data Storage (Menggunakan RAID, cluster storage, multiple control)
g.      Network Management Best Practices (Melakukan network analisis yang baik)
h.       Documentation Best Practices (Dokumentasi pada berbagai tahap antara lain metodologi, proposal, hingga diagram)
Keuntungan dari penerapan best practices adalah
  • Standarisasi (saat best practice telah menjadi standar, pekerjaan menjadi semakin mudah)
  • Dapat mengurangi downtime
  • Konsisten dengan obyek bisnis
  • Kualitas

4.      Server Security
Keamanan harus diperhatikan, baik keamanan hardware server, software server dan gangguan dari manusia atau alam. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan pada keamanan server adalah sebagai berikut :
  1. Simplicity (menyederhanakan)
  2. Fail Safe (kesalah tidak menyebar)
  3. Complete Mediation (mediasi dengan pengguna)
  4. Open Design
  5. Separation of privilege (pembagian hak akses)
  6. Update (selalu ada perubahan lebih baik)
  7. Hapus pemakaian file dan aplikasi yang tidak digunakan
  8. Software keamanan bila diperlukan (anti virus, anti malware, anti spam, dll)

5.      Server Administration
Best practices pada system administration adalah sebagai berikut :
  1. Memperhatikan permasalahan
  2. Log dan dokumentasi yang baik
  3. Cek permasalahan dari yang sederhana (berurutan OSI layer)
  4. Team work yang baik
  5. Otomasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam otomasi adalah sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan dokumen
  2. Menentukan target
  3. Kritik dan saran dari komunitas
  4. Improve
  5. Simplify
  6. Testing

6.      Device Naming
Penamaan device yang dijelaskan disini yaitu :
a.       NIS (Network Information Service)
Digunakan menyimpan data profil user dan biasa disebut dengan yellow pages. NIS mengijinkan para pengguna dan aplikasi melalui jaringan untuk menenmukan berkas dan aplikasi dimanapun di sebuah jaringan dengan mengakses server NIS terpusat
b.      NIS +
Setelah NIS dirasakan memiliki kekurangan pada segi keamanan, SUN mengeluarkan NIS+ yang mendukung pada segi keamanan
c.       DNS (Domain Naming System)
Merupakan distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP / IP. Keuntungan dari pemakaian DNS adalah memudahkan pengguna dalam mengingat IP, penamaan konsisten / tidak berubah, Satu user satu domain. Struktur domain merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : root level domains, second level domains, host names
d.      LDAP (Lightweight Directory Access Protokol)
Merupakan service direktori yang berjalan pada layer TCP / IP. LDAP adalah sebuah protocol yang mengatur pengaksesan layanan direktori yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai informasi. Fungsi LDAP adalah memberikan hak akses pada direktori. Direktori dapat berisi berbagai informasi (merupakan suatu database tempat penyimpanan data), contoh : direktori dapat berupa phone book

7.      Load Balancing
Merupakan cara untuk membagi kinerja server yang bertujuan mengurangi beban server. Load balancing dapat berupa software maupun hardware. Menggunakan software memungkinkan pemakaian virtual server dan virtual IP.Keuntungan
  1. Toleransi kesalahan diperhatikan
  2. Layanan lebih baik
  3. Performance
  4. Scalabilitas
  5. Fleksibel
  6. Hemat
  7. Memperhatikan keamanan

8.      Fault Tolerance
Terdapat standar dari ukuran toleransi kesalahan diatantaranya adalah MTBF (Mean Time Between Failures), MTTDL (Mean Time to Data Loss), MTTDI (Mean Time to Data Inaccessibility). Faktor yang mempengaruhi adalah :
  1. Swap
  2. Sistem pendingin
  3. Power
  4. RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks)

9.      RAID
Merupakan implementasi toleransi kesalahan pada media penyimpanan / disk dengan tujuan mengurangi redundansi data (Akses ataupun proses). RAID dibagi menjadi lima tipe, yaitu RAID 0 (stripping), RAID 1 (mirroring), RAID 2 (humming), RAID 3 (pengecekan disk tunggal dalam kelompok disk, penggunaan sudah lebih dari 3 disk), RAID 4 (pembacaan dan penulisan secara independen), RAID 5 (sebaran data dan paritas ke semua drive)
Penggunaan RAID pada server sesuai kebutuhan, karena setiap server memiliki spesifikasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Storage 7000 dari SUN yang memungkinkan pemakaian SATA storage pada server, dan menggunakan SID dalam mengupdate kecepatan akses tanpa merubah pemakaian RAID.

Kebutuhan Software Data Center
1.      Sistem Operasi Jaringan, misalnya : Linux (Debian, RedHat, SuSe, Mandriva), Windows (Windows Server 2003, 2008), Mikrotik.
2.      Apache
3.      Open SSH Server
4.      Putty
5.      Proftpd
6.      Bind9
7.      Apache2
8.      Php5
9.      Mysql-server
10.  Phpmyadmin
11.  FileZilla
12.  Winbox
13.  Postfix
14.  Courier Imap
15.  Courier Pop
16.  Squirrel Mai
17.  Dhcp Server
18.  Isc Dhcp Server
19.  Internet Gateway
20.  Proxy Server

Media& perangkat yang digunakan dalam jaringan computer data center adalah :
1.      Komputer PC untuk Staff dan Keperluan Administrasi Perpustakaan sebanyak 5 PC
2.      PC Desktop untuk keperluan Mahasiswa mengeksplorasi diri sebanyak 5 PC.
3.      Laptop pribadi milik pengunjung perpustakaan.
4.      Access Point untuk hotspot berada di depan ruang perpustakaan.
5.      Switch merk CISCO SRW 2024.
6.      Kabel LAN UTP Cat5 untuk mengkoneksikan PC Staff, PC Administrasi dan Access Point ke switch.
7.      Konektor RJ45 sebagai ujung kabel UTP
8.      Ethernet Card. (terpasang di PC Staff)
9.      Wifi (terpasang di 5 PC Desktop dan laptop masing-masing mahasiswa)
10.  Mikrotik RB1000 sebagai router, gateway dan firewall
11.  Access Point ke ISP

Penjelasan Perangkat dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur jaringan computer :
1.      Topologi
Topologi yang digunakan dalam arsitektur jaringan ini adalah menggunakan topologi Star. Topologi Star yaitu suatu jaringan dimana semua node atau komputer yang ada dalam jaringan terkoneksi pada satu atau lebih hub / switch / switch hub.
2.      Ethernet Card
Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada satu waktu. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat melakukan keduanya secara sekaligus. Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan "mendengar" terlebih dahulu sebelum "berbicara", artinya mereka akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada komputer yang sedang mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasrkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya.
3.      Wifi
Wifi Yaitu wireless fidelity, merupakan suatu standar jaringan IEEE 802.11 yang menggunakan signal radio high-frequency atau laser infra merah alias bukan kabel. Sehingga jaringan dapat saling terkoneksi walaupun tanpa kabel.
4.      Switch
Switch adalah perangkat yang membagi satu buah jaringan ke dalam dua buah jaringan. Switch juga dapat memiliki port lebih dari 1. semua port tersebut dapat langsung diarahkan ke beberapa segmen yang berbeda.


5.      Router Board
Router Board merupakan penghubungkan dua atau lebih jaringan yang berbeda kelas secara bersamaan. Router mampu menghubungkan jaringan yang memiliki perbedaan teknologi, perbedaan metode pengaddressan, perbedaan media yang digunakan, perbedaan format frame, dan perbedaan kecepatan pada jaringan tersebut.
6.      Access Point Wireless Hotspot
Access Point Wireless merupakan perangkat Network Access point, yang menyebarkan sinyal-sinyal yang akan ditangkap oleh wifi pada satu atau lebih stations.
7.      Access point ISP
Access point ISP(Internet Service provider) yaitu Network Access Point, suatu koneksi jaringan yang menghubungkan ke Interenet Backbone.
8.      Kabel UTP & RJ45
Kabel UTP yaitu Unshield Twisted Pair, yaitu kabel yang biasa digunakan pada sistem jaringan. Kabel yang digunakan pada sistem jaringan Paramadina adalah jenis kabel UTP CAT 5 dengan menggunakan RJ-45 sebagai konektor kabel UTP tersebut. Pada twisted pair (10 BaseT) network, setiap PC memiliki satu kabel twisted pair yang tersentral pada HUB/switch. Twisted pair umumnya lebih handal (reliable) dibandingkan dengan thin coax karena HUB mempunyai kemampuan data error correction dan meningkatkan kecepatan transmisi. Saat ini ada beberapa grade, atau kategori dari kabel twisted pair. Kategori 5 adalah yang paling reliable dan memiliki kompabilitas yang tinggi, dan yang paling disarankan. Berjalan baik pada 10Mbps dan Fast Ethernet (100Mbps). Kabel kategori 5 dapat dibuat straight-through atau crossed.
9.      Server
Dalam konteks client server, server merupakan perangkat jaringan / komputer  yang berfungsi sebagai Pusat data pada suatu jaringan, sebagai pusat kontrol jaringan dan sebagai perangkat yang melayani permintaan dari client.